Donald Trump mengecam wali kota New York yang belum lama ini terpilih, Zohran Mamdani. Awalnya, Zohran Mamdani menyebut Presiden AS itu sebagai “despot” yang telah mengkhianati bangsa. Ia kemudian menyerukan kepada para pendukungnya untuk menggunakan suara dan hak pilih merek untuk menghentikan “Trump berikutnya”.
Mendengar hal tersebut, tentu saja Trump marah. Ia kemudian menjelek-jelekan sosialis demokrat tersebut sepanjang kampanye progresifnya. “Saya pikir itu pernyataan yang sangat berbahaya untuk dia buat. Dia harus sedikit menghormati Washington, karena jika tidak, dia tidak punya peluang untuk berhasil. Dan saya ingin dia berhasil,” ungkap Trump kepada Fox News.
Trump bahkan mengklaim bahwa Zohran Mamdani adalah seorang anti-kapitalis dan seorang komunis melalui media sosialnya. “Lihat, selama ribuan tahun komunisme tidak berhasil. Komunisme, atau konsep komunisme, tidak berhasil. Saya cenderung ragu komunisme akan berhasil kali ini.”
Di sisi lain, semenjak kemenangannya, Zohran Mamdani juga harus menghadapi serangan rasis dari para kritikus konservatif. Terutama karena fakta bahwa ia mengalahkan Andrew Cuomo saat pemilihan walikota New York City. Meski demikian, para pendukungnya yakin bahwa pria tersebut akan meraih kesuksesan besar.
Siapa Zohran Mamdani?

Kemenangannya dalam pemilu menjadikan Zohran Mamdani sebagai wali kota muslim dan Asia Selatan pertama di New York City. Ia yang masih berusia 34 tahun tersebut menjadi wali kota termuda selama lebih dari satu abad.
Zohran Mamdani, yang memiliki nama lengkap Zohran Kwame Mamdani, lahir dan besar di Kampala, Uganda, sebelum akhirnya pindah ke New York City pada usia 7 tahun. Setelah itu, Zohran diterima di Bronx High School of Science dan meraih gelar Sarjana Studi Afrika dari Bowdoin College.
Ia kemudian memperoleh status warga negara Amerika melalui proses naturalisasi pada tahun 2018. Pengalaman profesionalnya sebelum berpolitik adalah sebagai konselor perumahan pencegahan penyitaan, di mana ia berupaya membantu para pemilik rumah berpenghasilan rendah di Queens agar terhindar dari penggusuran.
Pengalamannya sebagai konselor perumahan pencegahan penyitaan menjadi pendorong utamanya untuk terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri. Setelah setiap hari bernegosiasi dengan bank-bank yang mengutamakan keuntungan daripada kemanusiaan, ia berhadapan langsung dengan kenyataan bahwa krisis perumahan bukanlah hal alami.
Ia menyadari bahwa ini adalah sebuah konsekuensi dari kebijakan pro-korporasi yang diterapkan selama puluhan tahun. Namun, ia meyakini bahwa perubahan selalu mungkin terjadi, dan ia siap menjadi bagian dari upaya perubahan tersebut.
Kampanye akar rumput
Setahun yang lalu, mungkin hanya segelintir orang yang mengenal Zohran Mamdani. Namun kini, bahkan orang-orang yang tidak tinggal di New York mengarahkan mata kepadanya.
Ia adalah seorang politikus yang aktif di media sosial. Ia menarik perhatian internasional berkat fokus kampanyenya pada gerakan akar rumput yang menekankan keadilan ekonomi.
Kampanye akar rumput yang digagasnya berhasil menarik pemilih muda dan mendorong kemenangannya dalam pemilihan gubernur. Videonya yang relevan juga menyajikan gambaran kota New York yang penuh harapan dan kasih sayang.
Ia juga menjadi pencetus dari istilah “halalflation”. Istilah ini pertama kali muncul dalam sebuah klip video yang menunjukkan saat sang calon gubernur tersebut sedang diwawancarai di seberang sebuah truk makanan halal.
Zohran Mamdani mengecam rumitnya proses perizinan bagi pedagang kaki lima dan dampaknya terhadap harga makanan halal di truk makanan.
“New York sedang mengalami krisis, dan itu disebut ‘inflasi halal. Jika saya terpilih sebagai wali kota, saya akan bekerja sama dengan Dewan Kota sejak hari pertama untuk memastikan harga makanan halal kembali menjadi delapan dolar,” ujar Zohran Mamdani, mengutip Religion News.
Faktor “lain” sebagai pendorong kemenangan
Zohran Mamdani menjadi sorotan banyak pihak berkat video viralnya yang mewawancarai warga New York dari kalangan pekerja. Video tersebut memperlihatkan alasan-alasan para warga yang membuat mereka memilih (atau tidak memilih) Trump.
Kontennya yang tajam, ditambah kegigihannya untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat—termasuk para pengkritiknya—menempatkan Zohran Mamdani dalam posisi yang sangat kontras dengan pesaingnya, Andrew Cuomo.
Sebelum pemilihan berlangsung, Andrew Cuomo—mantan Gubernur New York dari Partai Demokrat—dilanda skandal pelecehan seksual pada tahun 2021 yang menyebabkan ia mengundurkan diri dari jabatannya.
Meskipun demikian, Andrew Cuomo berusaha kembali ke panggung politik pada pemilihan ini dengan mencalonkan diri melalui jalur independen. Pencalonannya tersebut didukung oleh para donor serta perusahaan kaya, kontras dengan kampanye akar rumput yang diusung oleh Zohran Mamdani.