Kontrak Grand Prix Azerbaijan dipastikan akan terus berlanjut hingga 2030. Perpanjangan ini diumumkan oleh FIA pada, Sabtu (20/9). Sebelumnya, kontrak penyelenggara Grand Prix Azerbaijan ditandatangani di tahun 2023 dan akan berakhir di tahun 2006. Namun, dengan pengumuman ini, penggemar F1 dapat terus melihat pembalap favorit mereka balapan di sirkuit ini.
“”Formula 1 selalu menerima sambutan hangat dan antusias dari masyarakat Azerbaijan. Sirkuit ini unik, dengan bagian-bagian teknis dan lintasan lurus panjang yang melintasi garis pantai yang menakjubkan dan kota tua bersejarah, menghadirkan balapan yang meriah dan menghibur setiap tahunnya,” ujar CEO Formula 1, Stefano Domenicali, melansir dari Forbes.
Lebih lanjut, Stefano ungkap jika perpanjangan kontrak ini mencerminkan kepercayaan dan komitmen kuat antara F1, pemerintah Azerbaijan, dan promotor.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Ilham Aliyev dan Menteri [Farid] Gayibov atas investasi dan komitmen berkelanjutan mereka dalam mengembangkan acara ini,” ungkap Stefano.
Lanjutnya, ”Juga kepada, Anar Alakbarov dan Federasi Otomotif Azerbaijan atas dukungan mereka terhadap Formula 1 di negara ini; dan tim di Sirkuit Kota Baku atas upaya mereka sepanjang tahun dalam menghadirkan pengalaman luar biasa bagi para penggemar, pembalap, dan tim kami.”
Grand Prix Azerbaijan

Grand Prix Azerbaijan, yang diadakan di sirkuit jalan raya Baku yang ikonik, adalah salah satu balapan Formula 1 yang paling dinantikan. Balapan ini menawarkan tontonan unik di mana mobil-mobil F1 berkecepatan tinggi melaju melewati arsitektur kota Baku yang kuno.
Sirkuit Baku ini pertama kali menjadi area balapan F1 di tahun 2016 dengan nama Grand Prix Eropa yang kemudian berganti nama menjadi sirkuit Azerbaijan. Sayangnya, di tahun 2020, FIA membatalkan balapan karena pandemi Covid-19 yang menyerang dunia.
Sirkuit Baku menonjol karena perpaduan unik antara sejarah dan modernitas. Lintasan ini membawa pembalap melewati Kota Tua (Icherisheher) yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO, di mana tembok batu kuno abad ke-12 berdiri.
Bagian tersulit berada di Tikungan 8, 9, dan 10, sebuah jalur sempit selebar 7,6 meter yang menuntut presisi tinggi saat pembalap meliuk di antara bangunan bersejarah seperti Menara Maiden dan Istana Shirvanshah.
Setelah melewati bagian kuno, sirkuit melebar ke jalan-jalan megah dengan arsitektur neoklasik dan barok Eropa dari abad ke-19, mencerminkan sejarah Baku sebagai persimpangan Timur dan Barat.
Terakhir, lintasan menuju kawasan modern di Laut Kaspia, di mana menara-menara futuristik seperti Flame Towers menyala terang, melambangkan julukan Azerbaijan sebagai “Tanah Api” dan identitasnya yang kaya energi.
Drama paling ikonik di Sirkuit Baku
Semenjak debutnya hingga kini, sirkuit baku telah menciptakan berbagai momen tak terlupakan untuk pembalap F1. Mulai dari tabrakan hebat, drama di putaran terakhir hingga kemenangan yang diraih di menit-menit terakhir.
Pada Grand Prix Azerbaijan 2017, terjadi insiden kontroversial yang melibatkan dua rival utama, Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel. Saat balapan di belakang Safety Car, Sebastian Vettel menabrak bagian belakang mobil Lewis Hamilton, lalu sengaja melaju berdampingan dan menabraknya lagi.
Insiden ini, yang terjadi di tengah perebutan gelar juara sengit, menghasilkan penalti 10 detik stop-and-go bagi Sebastian Vettel. Sementara itu, di akhir balapan, terjadi drama lain. Lance Stroll, yang saat itu masih rookie dan berada di posisi ketiga, disalip oleh Valtteri Bottas tepat di garis finis.
Meskipun kehilangan posisi kedua, Lance Stroll tetap berhasil meraih podium pertamanya di F1. Pencapaian ini menjadikannya pembalap termuda yang berhasil naik podium di musim debutnya.
Insiden-insiden lain di Sirkuit Baku
Pada tahun berikutnya, Baku kembali menyuguhkan drama. Daniel Ricciardo dan Max Verstappen, yang saat itu menjadi rekan satu tim di Red Bull, bertabrakan di lintasan lurus utama. Insiden ini memaksa kedua mobil mundur dari balapan dan memicu kemarahan tim.
Grand Prix Azerbaijan 2021 juga tidak kalah dramatis. Dalam pertarungan ketat memperebutkan gelar juara dengan Lewis Hamilton, ban mobil Max Verstappen tiba-tiba bocor saat memimpin balapan
Ia kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan, hanya menyisakan lima lap sebelum finish. Drama ini memicu restart singkat dua lap, yang berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh rekan setimnya, Sergio Perez. Perez dengan tenang mengamankan kemenangan, yang menjadi salah satu kemenangan paling berkesan baginya.
Kemenangan dramatis tersebut mengukuhkan reputasi Sergio Perez sebagai “Raja Jalanan” di Formula 1. Ia tetap menjadi satu-satunya pemenang berulang di Baku, sebuah sirkuit yang mengutamakan presisi dan keberanian.