“Gue nggak tahu penyanyinya, tapi tahu lagu ini.”
Sering dengar ungkapan tersebut saat sedang nongkrong bareng teman? Atau, kamu sendiri yang mengalaminya? Yap, fenomena ini memang sudah tidak asing lagi, terutama di kalangan Gen Z.
Algoritma di TikTok terus memutarkan lagu yang tengah viral. Tidak peduli siapa penyanyinya, jika lagu atau sound tersebut enak didengar, pasti langsung banyak dipakai. Alhasil, lagu tersebut kemudian menjadi populer.
Namun, mirisnya, karena TikTok hanya menampilkan cuplikan lagu, banyak audiens tidak mendengarkannya secara utuh. Mereka hanya mengenal bagian yang viral saja, dan enggan repot-repot mencari versi lengkapnya di platform musik.
Dampaknya, banyak lagu-lagu viral di TikTok yang tidak masuk chart resmi seperti Billboard dan Spotify Global Top 50. Jadi, apakah viralitas sebuah lagu—terutama pada platform TikTok—cukup untuk menentukan apakah lagu tersebut sukses atau tidak?
Bagaimana platform musik menghitung jumlah listener?

Meski industri musik mengalami transformasi yang cukup pesat, namun daftar Hot 100 masih sering menjadi standar dalam menilai apakah lagu tersebut populer atau tidak. Jadi, meski ada lagu yang viral di TikTok namun tidak masuk dalam Hot 100, kemungkinan lagu tersebut belum “terlalu” populer.
Sistem pemeringkatan pada Billboard terus mengalami perubahan. Hal ini dilakukan dalam upaya mengakomodasi industri musik masa kini yang terpecah-pecah. Tujuannya, agar seluruh hasil streaming dapat diperhitungkan dan mengalokasikan bobot yang tepat pada media yang benar-benar digunakan pendengar untuk menikmati musik.
Spotify sendiri menetapkan dengan jelas bagaimana mereka menghitung jumlah streaming sebuah lagu pada platform mereka untuk kemudian masuk dalam chart. Untuk streaming lagu dan streaming video masing-masing dihitung ketika seseorang mendengarkan lagu atau menonton video musik selama 30 detik atau lebih.
Jumlah streaming rilis mencakup semua aliran lagu dari rilis tertentu. Penting untuk dicatat bahwa jika sebuah lagu muncul di beberapa rilis, streamingnya akan dihitung untuk setiap rilis tersebut. Terkait video musik, streaming video sepanjang masa menghitung berapa kali video musik telah diputar di Spotify, dengan syarat pemutaran tersebut berlangsung minimal 30 detik.
Terakhir, untuk musik yang diunduh, streaming dihitung ketika pendengar online (yang harus terjadi setidaknya sekali setiap 30 hari), memungkinkan pelacakan meskipun musik diakses secara offline.
Harus diakui bahwa lagu viral tidak melulu sukses di chart musik
Dunia musik telah bertransformasi berkat media sosial. Saat ini, TikTok telah menjadi platform yang memberikan dampak “sedikit lebih” signifikan terhadap industri musik. Dengan algoritma yang unik dan berbasis pengguna yang interaktif, TikTok memiliki kekuatan untuk mendorong sebuah lagu menjadi viral.
Salah satu faktor kunci dalam membuat sebuah lagu menjadi viral adalah keterlibatan pengguna. Pengguna TikTok senang berpartisipasi dalam tren. Ketika seorang kreator populer menggunakan lagu tertentu dalam sebuah tantangan atau tren, hal itu mendorong pengguna lain untuk membuat konten serupa.
Efek bola salju ini dapat menyebabkan jutaan orang menggunakan lagu yang sama dalam video mereka, melambungkan status viral lagu tersebut. Namun, jika diperhatikan, lagu-lagu yang viral pada platform seperti TikTok umumnya hanya viral di bagian tertentu saja. Pengguna juga jarang yang kemudian beralih ke platform musik untuk mendengarkan lagu tersebut secara utuh. Alhasil, meski viral, lagu-lagu tersebut kurang sukses di chart musik.
Tidak dapat dipungkiri jika TikTok dapat menjadi senjata utama untuk berpromosi. Dengan TikTok yang semakin mendominasi promo musik, para artis dan label juga semakin terdorong untuk menciptakan lagu yang ramah bagi TikTok. Alhasil, tak sedikit yang mulai memprioritaskan ritme yang menarik dan potensi viral daripada penceritaan panjang dan produksi yang rumit.
TikTok membuat lagu viral, namun juga redup secara bersamaan

Menurut CareerHub, TikTok mampu membawa lagu ke puncak tangga lagu Billboard 100 dan Spotify 50 melalui cuplikan viral atau video dance reels. Data juga menunjukkan bahwa 67 persen pengguna TikTok menemukan artis baru melalui TikTok.
Artis-artis seperti Meghan Trainor, Doja Cat, Olivia Rodrigo, hingga Lil Nas X adalah mereka yang memanfaatkan pengaruh TikTok. Mereka memanfaatkan platform tersebut untuk membangun merek mereka dan terhubung dengan audiens dengan cara inovatif. Hasilnya adalah gelombang musik baru yang memadukan pemasaran strategis dengan ekspresi artistik.
Di sisi lain, melihat fenomena ini—menurut laporan dari Carolina Journal of Law & Technology—label rekaman besar sedang beradaptasi dengan pengaruh TikTok, namun adaptasi ini tidak selalu menguntungkan bagi para artis. Label rekaman juga kini lebih condong melacak interaksi TikTok sebelum merekrut musisi baru. Prioritas diberikan kepada musisi yang sudah viral di platform tersebut.
Meskipun TikTok dapat meningkatkan popularitas sebuah lagu secara drastis dalam semalam, ketenaran yang didapatkan seringkali hanya bersifat sementara. Banyak lagu yang menjadi viral mengalami lonjakan streaming yang signifikan, tetapi popularitasnya cenderung cepat meredup seiring munculnya tren baru di platform.