Penulis: Aisyah Banowati
Pengaruh influencer dalam mengenalkan merek-merek mewah kepada generasi muda masih relevan hingga saat ini. Merek-merek mewah berkolaborasi dengan para selebriti dan influencer untuk menciptakan citra yang ‘mudah diakses’. Mereka juga mulai berkolaborasi dengan banyak brand ambassador dengan rentang usia dan pekerjaan yang berbeda-beda.
Dalam hal ini, media sosial menjadi platform terdepan bagi merek-merek untuk memasarkan produknya. Efeknya? Banyak generasi milenial dan Gen Z yang mulai membeli barang-barang mewah yang diiklankan oleh selebriti favorit mereka untuk memiliki produk serupa. Utamanya produk fesyen dan tata rias.
Menurut data, generasi milenial akan mewakili 50 persen dari total belanja (spending) pasar pada tahun 2025. Dalam tujuh tahun ke depan, hampir 130 persen pertumbuhan pasar akan diatribusikan kepada generasi milenial.
Sementara itu, Gen Z masih berada di lingkaran pasar yang lebih kecil, yakni sebesar 4 persen. Namun, preferensi dan tuntutan mereka terhadap merek-merek mewah mulai terlihat. Terutama pada merek-merek yang menekankan keberlanjutan dan memiliki cerita mereka sendiri.
Menariknya, ada perbedaan besar dalam cara berbelanja kaum Milenial dan Gen Z, terutama cara mereka menghabiskan uang untuk barang-barang bermerek mewah. Yuk, kita bahas!
Sistem nilai barang saat belanja barang mewah

Generasi Milenial mengutamakan investasi jangka panjang. Mereka lebih memilih Hermès karena nilai aset mereka lebih unggul. Beberapa merek ternama, seperti Louis Vuitton, Chanel, Rolex, dan Cartier, mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Sementara itu, Gen Z lebih berfokus pada pengalaman dan ekspresi diri. Mereka lebih tertarik pada merek seperti Jacquemus, yang harganya jauh lebih murah—terutama untuk produk siap pakai—dan memiliki desain yang trendi.
Siluet sederhana Jacquemus dengan palet warna netral sesuai dengan estetika Gen Z yang menyukai gaya sederhana namun tetap stylish. Selain itu, Jacquemus terkenal memiliki produk-produk yang ‘Instagramable’ dan sangat cocok untuk diunggah di media sosial.
Status sosial antara Millenial dan Gen Z
Generasi milenial kerap kali membeli barang-barang mewah untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan status sosial mereka. Mereka menggunakan barang-barang mewah sebagai cara untuk menunjukkan prestasi mereka dan seolah memberi tahu bahwa mereka kini memiliki kemampuan finansial yang besar.
Selain itu, barang-barang mewah kerap kali memiliki produk-produk eksklusif dengan distribusi yang selektif. Barang-barang tersebut, tak ayal, membuat pemiliknya merasa istimewa dan menjadi cara untuk masuk ke dalam komunitas tertentu.
Sementara itu, Gen Z umumnya menggunakan barang-barang mewah sebagai bentuk ekspresi diri. Selain itu, influencer dan selebriti kerap memengaruhi apa yang mereka kenakan dan beli.
Di sisi lain, munculnya platform media sosial yang juga menjadi tempat berbelanja membuat akses terhadap merek-merek mewah semakin mudah.
Kondisi keuangan untuk belanja barang mewah
Generasi Milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga 1966, sedangkan Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012.
Jika melihat rata-rata usia Generasi Milenial yang saat ini kondisi keuangannya sudah relatif stabil, dan Gen Z yang rata-rata baru saja memasuki era ‘mencari kerja’, tentu saja dengan menjelaskan bagaimana gaya belanja mereka bisa sangat berbeda.
Pada masa ini, sebagian besar generasi milenial sudah melunasi pinjaman mahasiswa dan memiliki karier yang stabil. Karena alasan ini, mereka lebih mudah jika ingin mengeluarkan uang untuk membeli barang mewah. Namun, Generasi Milenial cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Sedangkan Gen Z cenderung menganut budaya ‘instant gratuity’ agar lebih fleksibel dalam berbelanja. Gen Z tidak takut terjebak dalam masa ‘tidak punya uang’ karena mereka selalu percaya diri dalam bertindak.
Pengaruh media sosial
Sebagian besar generasi milenial dipengaruhi oleh pemasaran mewah yang menekankan eksklusivitas dan warisan. Hal ini sejalan dengan merek-merek mewah yang sering menawarkan pengalaman berbelanja yang istimewa dan eksklusif kepada pelanggan.
Sementara itu, Gen Z sangat dipengaruhi oleh tren media sosial dan pemasaran melalui influencer. Merek-merek mewah di level ‘kemewahan sehari-hari’ memanfaatkan media sosial dan selebritas untuk memperkenalkan dan memasarkan produk mereka.