Home » Mengupas Metaverse: Realita dan Masa Depan Dunia Virtual

Mengupas Metaverse: Realita dan Masa Depan Dunia Virtual

by Trisno Heriyanto

Apakah Metaverse adalah masa depan internet? Mari kita kupas bersama. Pertama-tama, metaverse merupakan sebuah dunia virtual di mana pengguna dapat bermain game, bertransaksi, hingga bersosialisasi seakan-akan berada di dunia nyata. 

Metaverse adalah sebuah evolusi internet yang memungkinkan pengguna atau pemain tidak hanya melihat layar, tapi benar-benar bisa masuk dan merasakan pengalaman di dalam ruang digital 3D yang interaktif. Baik untuk tujuan pribadi maupun bisnis.

Mengupas mitos

Dengan definisi tersebut, banyak orang bertanya-tanya, apakah game seperti World of Warcraft atau Fortnite itu sudah bisa disebut metaverse? Jawabannya adalah ya dan tidak.

Memang benar konsep World of Warcraft atau Fortnite punya kemiripan dengan metaverse. Hal tersebut karena keduanya adalah dunia virtual di mana pemain bisa membeli dan menjual barang. Serta menghadirkan pengalaman virtual yang interaktif.

Merangkum dari situr WIRED, mengatakan Fortnite sebagai “metaverse” itu seperti mengatakan Google adalah internet. Meskipun pengguna atau pemain menghabiskan banyak waktu untuk bersosialisasi, berbelanja, belajar, dan bermain Fortnite,  tidak berarti Fortnite mencakup seluruh arti.

Sama seperti Google yang membangun bagian-bagian internet (mulai dari pusat data fisik hingga lapisan keamanan), tapi Google bukanlah seluruh internet. Internet itu jauh lebih luas dan terdiri dari banyak situs, aplikasi, dan infrastruktur lainnya.

Jadi, apa itu metaverse?

Metaverse yang dibayangkan sebagai dunia virtual yang jauh lebih besar dan saling terhubung dari sekadar satu game atau aplikasi. Perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Meta sedang berinvestasi besar-besaran untuk membangun teknologi yang berkaitan dengan interaksi di dunia virtual.

Tapi, mereka tidak sendirian. Banyak perusahaan besar lainnya seperti Nvidia, Unity, Roblox, dan bahkan Snap, ditambah banyak perusahaan kecil hingga startup yang semuanya sedang sibuk membangun infrastruktur yang diperlukan untuk menciptakan ‘metaverse’ terbaik.

Jadi, meskipun game-game saat ini sudah punya fitur mirip metaverse, “metaverse” yang sesungguhnya itu adalah jaringan yang jauh lebih luas, lebih terintegrasi, dan sedang dibangun oleh banyak pihak secara bersamaan.

Realitas dalam lingkup ekonomi digital

Saat ini, sudah banyak perusahaan yang tertarik dengan metaverse dan mulai membayangkan adanya ekonomi digital di mana uang digital atau cryptocurrency bisa digunakan.

Namun, apa untungnya membeli barang-barang virtual tanpa perwujudan fisik? Dalam bayangan yang paling ideal, barang-barang yang telah di beli pada satu platform bisa dipindahkan ke platform lain. 

Misalnya, jika pengguna yang telah terdaftar dalam metaverse membeli baju virtual di satu game, maka ia dapat memakainya di game lain. Atau jika mereka memiliki mobil virtual, maka mereka bisa menggunakannya di dunia virtual yang berbeda. 

Konsep tersebut disebut interoperabilitas. Namun, meski terdengar mudah, kenyataannya sangat sulit dilakukan. Beberapa orang berpendapat bahwa teknologi baru seperti NFT (Non-Fungible Token) bisa membuat aset digital jadi mudah dipindahkan. 

Namun, ini tidak benar. NFT hanya menunjukkan kepemilikan atas satu aset digital, tapi bukan berarti aset itu bisa langsung digunakan di mana-mana. Jadi, meskipun ide ekonomi digital di dunia virtual ini sangat menarik, tantangan yang dihadapi jauh lebih kompleks.

Gambaran masa depan metaverse

Laman McKinsey menyebutkan bahwa metaverse akan memiliki tiga ciri utama. Ciri utama metaverse adalah akan membuat pemain merasa bahwa mereka sedang benar-benar berada di dunia virtual. Semua interaksi juga akan terjadi secara real-time.

Pemain akan memiliki kendali untuk bergerak, membuat keputusan, dan punya peluang untuk memberi pengaruh tentang apa yang tengah terjadi di dalam dunia virtual tersebut. Di masa depan, metaverse yang utuh akan mencakup hal-hal berikut:

  • Berbagai platform dan perangkat, seperti game, aplikasi, atau headset VR, akan bisa bekerja sama dengan mulus sehingga pemain bisa berpindah dari satu pengalaman ke pengalaman lain tanpa hambatan.
  • Ribuan orang bisa berinteraksi dalam satu ruang virtual yang sama pada waktu yang bersamaan, menciptakan keramaian dan dinamika seperti di dunia nyata.
  • Pemain akan jauh melampaui game. Pemain dapat bekerja, belajar, berbelanja, bersosialisasi, bahkan untuk keperluan medis atau seni.

Seperti yang dikatakan oleh futuris Cathy Hackl, metaverse bukanlah tentang lari dari kenyataan. Sebaliknya, ini adalah cara untuk memperkaya dan melengkapi kehidupan nyata. 

Dengan pengalaman dan konten virtual, orang-orang dapat merasa lebih puas, lebih dekat dengan orang-orang terkasih, lebih produktif di tempat kerja, dan lebih bahagia secara keseluruhan.

Bagi Brian Solis dari Salesforce, intinya metaverse adalah komunitas. Metaverse adalah tentang menjadi bagian dari sebuah komunitas, di mana setiap orang memiliki peran dan merasa menjadi bagian penting, bukan sekadar “pengguna” pasif. 

You may also like