Gaya hidup sehat telah menjadi tren saat ini. Menjamurnya influencer yang fokus membuat konten ajakan hidup sehat jadi salah satu faktor mengapa tren ini berhasil naik daun. Para influencer tersebut sering jadi inspirasi banyak orang untuk mulai peduli dengan kesehatan, entah itu lewat pola makan, olahraga, atau menjaga kesehatan mental.
Alhasil, banyak orang-orang yang mulai tertarik mencoba gaya hidup sehat, terutama dari kalangan Gen Z. Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa Gen Z jadi generasi dengan tingkat keanggotaan dan kunjungan ke pusat kebugaran yang tinggi.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Gen Z memiliki persentase keanggotaan klub kesehatan atau pusat kebugaran yang lebih tinggi (73 persen) dibandingkan dengan Generasi Milenial (72 persen), Generasi X (54 persen), dan Baby Boomer (42 persen).
Tren gaya hidup sehat memang sedang digandrungi banyak orang, dan peran influencer kesehatan dan kebugaran sangat signifikan dalam hal ini. Mereka berhasil menjadi inspirasi utama bagi banyak individu untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka. Alhasil, banyak orang akhirnya bergabung dengan tempat gym atau pusat kebugaran (fitness center).
Perbedaan gym dan fitness

Gym dan fitness adalah alat-alat yang dapat digunakan untuk mendukung gaya hidup sehat. Meski sering dianggap sama, namun sebenarnya gym dan fitness adalah dua hal yang berbeda.
Lalu, apa itu gym? Gym adalah tempat yang menyediakan berbagai alat dan fasilitas olahraga, seperti mesin angkat beban, treadmil, hingga alat untuk melatih kekuatan. Biasanya, orang yang datang ke gym bertujuan untuk membangun otot, meningkatkan kekuatan, dan fokus pada kebugaran fisik.
Sementara itu, fitness lebih fokus pada kebugaran secara keseluruhan, termasuk mental. Fitness melingkupi keseimbangan antara latihan fisik, pola makan sehat, manajemen stress, dan mengajak para anggotanya untuk menjaga gaya hidup aktif. Dan, berbeda dengan gym, fitness bisa dilakukan di mana saja seperti lari di taman, hiking, atau ikut kelas kebugaran.
Kelebihan dan kekurangan gym
Baik gym dan fitness punya kelebihannya masing-masing. Misal, di gym telah disediakan akses ke berbagai alat seperti dumbell hingga sepeda statis dan treadmill. Gym juga cocok didatangi untuk kamu yang ingin meningkatkan kekuatan dan membangun otot. Ditambah, banyak gym yang membuka kelas seperti hiit, spinning, dan zumba untuk melengkapi latihan angkat beban.
Sayangnya, salah satu kelemahan utama gym adalah studio yang terlalu ramai, terutama selama jam sibuk. Anggota gym harus bergantian untuk menggunakan alat, bahkan di ruang ganti. Juga, kecuali kamu menyewa pelatih pribadi, kamu harus mempelajari fungsi alat-alat tersebut sendirian.
Kelebihan dan kekurangan fitness

Sedangkan fitness dapat dilakukan di mana saja. Fitness tidak terikat pada tempat tertentu, kamu bisa berlatih di gym, rumah, atau di area terbuka. Aktivitas ini juga lebih cocok dilakukan untuk yang sedang belajar gaya hidup sehat secara menyeluruh. Ditambah, salah satu fokus dalam fitness adalah kesehatan mental, jadi aktivitas yoga dan meditasi bisa membantu mengurangi stress dan menjaga keseimbangan emosional.
Sayangnya, studio fitness menawarkan alat-alat olahraga yang lebih sedikit. Ini dapat menjadi kekurangan bagi kamu yang terbiasa pergi ke gym dengan peralatan yang lengkap. Selain itu, tak sedikit studio yang hanya terbuka pada jadwal kelas yang ditetapkan, selebihnya studio tidak akan dibuka untuk umum.
Jadi, lebih baik yang mana?
Baik gym maupun fitness sama-sama memberikan manfaat kesehatan, namun melayani kebutuhan yang berbeda. Yang satu memberikan struktur dan kendali pribadi, sedangkan yang lainnya memberi energi, variasi, dan rasa kebersamaan.
Tidak ada solusi tunggal yang cocok untuk semua orang. Setiap individu memiliki tujuan, preferensi, dan kondisi yang berbeda, sehingga pendekatan yang paling efektif akan bervariasi.
Penting untuk selalu menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan pribadi dan tidak terpaku pada satu metode saja. Fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi adalah kunci untuk mencapai hasil terbaik.
Alih-alih mengikuti “tren” atau “apa kata orang”, luangkan waktu untuk mengenali kebutuhan diri, menentukan tujuan yang jelas, dan mengevaluasi pilihan. Itulah resep terbaik untuk keberhasilan yang berkelanjutan.