Newscapz

Mungkinkah Indonesia Menjadi Tuan Rumah Olimpiade?

Olimpiade dipandang sebagai momen paling penting dalam karier setiap olahragawan. Kerja keras, latihan, dan keterampilan mereka akhirnya ditampilkan di panggung Olimpiade untuk kemudian disaksikan oleh dunia. 

Gelaran event multi-olahraga terbesar ini akan menampilkan lebih dari 10.000 atlet dari 200 negara untuk bersaing di berbagai cabang olahraga. Para atlet akan memperebutkan medali emas, perak, dan perunggu. 

Selama gelaran Olimpiade, para atlet akan berkumpul di Olimpiade Village. Di sana telah disediakan berbagai fasilitas untuk para atlet, termasuk akomodasi, makanan, pelatihan dan kebugaran, rekreasi untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental masing-masing.

Namun, ini bukan sekedar pesta olahraga. Olimpiade adalah tempat dan waktu di mana tuan rumah dapat memperkenalkan budaya mereka, mempromosikan solidaritas, dan merayakan keberagaman dan inklusivitas dalam skala global.

Di samping itu, Olimpiade berfungsi sebagai ajang pamungkas untuk menunjukkan kebanggaan dan identitas nasional. Meskipun negara-negara tidak berkompetisi, para atlet mewakili negara mereka dalam kompetisi individu dan tim.

Olimpiade memang tidak selalu menguntungkan secara finansial bagi tuan rumah, namun dampak dari ajang ini juga tidak main-main. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang juga merasa bangga sebagai warga negara ketika kota mereka menjadi tuan rumah dan acara olahraga besar lainnya. 

Syarat menjadi tuan rumah Olimpiade

Baik Olimpiade musim panas maupun musim dingin, gelaran multi-event ini akan digelar selama empat tahun sekali. Dan tentunya dengan tuan rumah yang berbeda. 

Di tahun 1896 silam, Olimpiade modern pertama kali digelar di Athena, Yunani. Terakhir kali, gelaran Olimpiade 2024 dirayakan di Paris, dan dijadwalkan akan kembali digelar pada 2028 di Los Angeles.

International Olympic Committee (IOC) punya beberapa elemen penting yang akan menjadi bahan pertimbangan sebelum mereka menentukan siapa yang akan menjadi tuan rumah berikutnya. Salah satunya, setiap kota atau negara yang ingin menjadi tuan rumah harus menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan dan warisan. 

Artinya, rencana mereka untuk Olimpiade tidak hanya berfokus pada penyelenggaraan acara itu sendiri, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Sedangkan untuk informasi terperinci mengenai persyaratan kontraktual dan operasional untuk menjadi tuan rumah dapat ditemukan dalam Kontrak Tuan Rumah dan Persyaratan Operasional.

Rencana Indonesia jadi tuan rumah

Indonesia adalah salah satu negara yang rutin mengirim atletnya untuk bertanding. Bukan hanya ingin mengirim atletnya, Indonesia juga berniat untuk menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut.

Indonesia sudah secara terbuka menyatakan ketertarikannya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2036. Mantan Presiden Joko Widodo sendiri telah menegaskan kesiapan Indonesia dalam G20 Summit di Bali pada November 2022. 

Bahkan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo sempat mengungkapkan bahwa Indonesia mendapat tawaran langsung dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.

Rencana utama untuk lokasi penyelenggaraan Olimpiade 2036 adalah Ibu Kota Nusantara (IKN), yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Dengan fokus pada IKN, Indonesia ingin menunjukkan komitmen terhadap konsep keberlanjutan dan warisan.

Di IKN, fasilitas olahraga akan dibangun sebagai bagian integral dari pengembangan kota baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Namun, opsi lain seperti Jakarta dan Bali juga masih dipertimbangkan.

Siapkah Indonesia menjadi tuan rumah?

Indonesia punya ambisi besar untuk menjadi tuan rumah. Setelah berhasil menggelar Asian Games 2018, keyakinan Indonesia untuk menyelenggarakan ajang olahraga sebesar Olimpiade semakin meningkat.

Namun, Indonesia masih perlu menghadapi beberapa tantangan dalam usahanya menjadi tuan rumah. Pertama, meski IKN dirancang untuk menjadi kota modern, penyelesaian seluruh fasilitas yang dibutuhkan untuk Olimpiade dalam waktu yang relatif singkat dapat menjadi tantangan besar. 

Indonesia perlu menunjukkan komitmen kuat terhadap isu lingkungan, mengingat tingkat polusi di beberapa kota besar. Rencana penggunaan energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan akan menjadi sorotan.

Insiden di masa lalu yang menyebabkan pembatalan event olahraga internasional, seperti Piala Dunia U-20, bisa menjadi perhatian bagi IOC terkait stabilitas dan konsistensi kebijakan.

Untuk menjadi tuan rumah, persaingan pun ketat. Indonesia akan bersaing dengan negara-negara lain yang juga berminat dan memiliki pengalaman serta infrastruktur yang lebih matang dalam menyelenggarakan event besar. 

Dan sayangnya, Indonesia telah kalah dalam perebutan tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2032 dari Brisbane, Australia. Keputusan IOC untuk menetapkan Brisbane dibandingkan calon lain seperti Indonesia, India, Qatar, atau Jerman dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Termasuk alasan karena Brisbane yang telah melakukan persiapan lebih awal, sejak tahun 2015. Serta, kota tersebut berhasil menjadi satu-satunya kandidat yang mencapai status “targeted dialogue” atau “preferred host” lebih dulu. Dan juga, Australia telah memiliki sejarah panjang dalam penyelenggaraan Olimpiade, yakni Melbourne 1956 dan Sydney 2000.

Exit mobile version