Home » Teknologi Futuristik di Balik Aksi Mission: Impossible

Teknologi Futuristik di Balik Aksi Mission: Impossible

by Trisno Heriyanto

Sudah siap menyambut kembali Ethan Hunt dalam Mission: Impossible – The Final Reckoning? Ethan Hunt yang diperankan oleh Tom Cruise direncanakan kembali ke layar bioskop Tanah Air pada 23 Mei 2025 mendatang. 

Penayangan film Mission: Impossible – The Final Reckoning di Festival Film Cannes 2025 kemarin berhasil mendapat lebih dari lima menit standing ovation. Alhasil, banyak dari penggemar setia franchise yang satu ini tak sabar ingin juga menonton. 

Apa yang akan hadir dalam Mission: Impossible – The Final Reckoning?

Menurut kabar yang telah beredar di media sosial, Mission: Impossible – The Final Reckoning akan sedikit berbeda dengan film pendahulu lainnya. Kali ini, Ethan yang kerap melawan maut dan hukum alam akan lebih menunjukkan sisi manusiawi-nya. 

Namun, bukan berarti scene action-nya kali ini akan biasa-biasa saja. Dalam seri kali ini, Ethan Hunt nggak cuma ketemu musuh yang jahat, tapi harus mengendalikan kecerdasan buatan yang bisa mengendalikan sistem senjata nuklir dunia. 

Teknologi futuristik dalam Mission Impossible

Memang, bukan hanya kelihaian Ethan Hunt dalam bertarung dan menyusun strategi saja yang membuat setiap misinya terasa menegangkan, tetapi juga berkat dukungan alat-alat canggih yang sering kali di luar nalar.

Teknologi-teknologi futuristik ini tidak hanya menambah keseruan dan ketegangan dalam setiap adegan, tetapi juga menjadi ciri khas yang tak terpisahkan dari franchise Mission: Impossible

Di antara berbagai teknologi futuristik yang hadir, beberapa di antaranya menjadi sangat populer dan ikonik. Popularitas teknologi ini bukan hanya karena kecanggihannya, tetapi juga karena perannya yang krusial dalam alur cerita. Mari kita bahas.

The Mask

The Mask adalah salah satu teknologi futuristik yang telah hadir bahkan sejak masih dalam format serial televisi Mission: Impossible. Teknologi ini muncul dalam salah satu episode berjudul “Pilot” yang tayang pada pada 17 September 1966.

Alat ini memiliki kemampuan untuk menciptakan replika wajah seseorang dengan detail yang luar biasa memungkinkan tim IMF untuk melakukan penyamaran sempurna dan infiltrasi yang mustahil. 

Voice Changer

Voice changer atau pengubah suara adalah salah satu teknologi yang kerap muncul dalam seri Mission: Impossible. Dalam beberapa film, tim IMF menggunakan alat yang memungkinkan mereka untuk memodifikasi suara mereka secara real-time agar terdengar seperti orang lain. 

Ini sangat berguna dalam situasi di mana mereka perlu menyamar melalui komunikasi audio, seperti panggilan telepon atau intercom, tanpa harus bertatap muka. Dalam beberapa situasi, voice changer dapat digunakan untuk menciptakan kebingungan di pihak musuh.

Dengan meniru suara target, mereka bisa mendapatkan informasi, mengelabui musuh, atau melaksanakan rencana tanpa menimbulkan kecurigaan. Jadi, para agen maupun musuh dapat menjalankan rencana masing-masing dengan lebih efektif. 

Masih ada banyak lagi teknologi canggih

Digital Corridor

Mission: Impossible – Ghost Protocol yang tayang di tahun 2011 silam jadi seri pertama yang menunjukkan scene menggunakan digital corridor. Ini merupakan sebuah teknologi untuk menciptakan proyeksi visual interaktif yang digunakan untuk menipu sistem keamanan. 

Cara kerjanya, mereka menggunakan proyektor untuk menampilkan gambar lorong yang identik dengan aslinya, seolah-olah tidak ada siapapun di sana. Proyeksi ini bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, seperti memantulkan cahaya, sehingga terlihat sangat realistis.

Gecko Glove

Masih dalam seri Mission: Impossible – Ghost Protocol, Ethan Hunt menggunakan Gecko Glove untuk memanjat Burj Khalifa di Dubai. Adegan ini menjadi begitu ikonik dan populer di media sosial, bahkan hingga kini. Tim produksi berhasil menciptakan sebuah adegan yang penuh ketegangan meski tanpa scene aksi sekalipun. 

Kabarnya, konsep Gecko Glove ini terinspirasi dari penelitian tentang daya rekat tokek. Pada tokek, terdapat bulu mikroskopis yang disebut setae dengan struktur yang lebih kecil disebut spatulae. Keduanya akan membantu tokek menempel di permukaan melalui gaya van der Waals.

Gaya van der Waals sendiri adalah gaya tarik-menarik antarmolekul yang lemah dan berjangkauan pendek. Meskipun lemah secara individual, jumlah setae dan spatulae yang sangat banyak pada kaki tokek menghasilkan gaya adhesi yang cukup kuat untuk menopang berat tubuh mereka.

Contact Lens

Jika di dunia nyata contact lens digunakan untuk membantu penglihatan agar lebih jelas, Mission: Impossible berhasil menciptakan sebuah contact lens sebagai alat mata-mata. 

Dalam seri Mission: Impossible, contact lens dapat digunakan sebagai kamera mikro untuk merekam gambar dan video secara diam-diam. Bahkan, lebih jauh lagi, para agen dapat memindai dan mengenali wajah orang lain secara real-time, lengkap dengan Informasi tentang target, termasuk identitas dan catatan penting. 

Nah, kira-kira dalam Mission: Impossible – The Final Reckoning akan ada teknologi futuristik apa lagi, ya?

You may also like