Home » Masa Depan Dunia Olahraga di Era AI dan IoT

Masa Depan Dunia Olahraga di Era AI dan IoT

by Trisno Heriyanto

Teknologi telah meresap ke berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia olahraga. Kehadiran teknologi telah membawa revolusi besar. Dengan ketersediaan teknologi modern dan analisis parameter kinerja pemain, cara atlet berlatih dan strategi yang dirancang oleh organisasi, hingga cara penggemar menyaksikan pertandingan telah mengalami perubahan yang signifikan.

Sebelum teknologi berkembang seperti saat ini, pelatihan seringkali didasarkan pada observasi dan intuisi pelatih. Sekarang, dengan teknologi seperti wearable devices yang dilengkapi dengan sensor gerak dan sistem pelacakan GPS, data performa atlet seperti kecepatan, jarak tempuh, detak jantung, hingga pola gerakan dapat dikumpulkan secara real-time

Dan kini, perkembangan teknologi telah membuka pintu yang lebih lebar untuk inklusivitas di dunia olahraga. Alhasil, memungkinkan partisipasi yang lebih luas baik bagi pemain maupun penggemar penyandang disabilitas untuk ikut serta mengambil peran. 

AI dorong peningkatan performa atlet

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi game-changer di dunia olahraga. AI kini menjadi asisten tak ternilai bagi atlet dan pelatih. Dengan kemampuannya menganalisis metrik performa secara mendalam, seperti melacak kecepatan dan akselerasi, memantau daya tahan tubuh atlet, mengidentifikasi pola gerakan.

Data yang dihasilkan AI ini memungkinkan pemain dan pelatih untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang program latihan, nutrisi, dan strategi individu untuk memaksimalkan potensi atlet. Secara perlahan, AI telah membawa olahraga ke era di mana setiap aspek performa dapat dioptimalkan secara ilmiah untuk mendorong setiap atlet agar dapat lebih tangguh dan cerdas.

AI kurangi kemungkinan cidera di dunia olahraga

Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau Artificial Neural Networks (ANN) adalah salah satu penemuan paling penting dalam dunia olahraga. Teknologi ini sangat krusial terutama dalam pencegahan cedera di dunia olahraga modern sebab memberikan dampak yang signifikan dan proaktif.

Cara kerja JST adalah meniru cara otak manusia dalam memproses informasi. Dalam konteks pencegahan cedera, JST menganalisis sejumlah besar data dari gerakan pemain untuk mengidentifikasi pola dan anomali yang mungkin menunjukkan risiko cedera.

JST dilatih untuk mengenali titik-titik stres pada tubuh, seperti sendi, otot, atau ligamen yang menerima beban berlebihan. Ia juga dapat mendeteksi pola gerakan yang tidak efisien atau tidak benar secara biomekanik yang dapat meningkatkan risiko cedera.

Pendekatan proaktif ini memungkinkan tim pelatih dan medis untuk melakukan intervensi sebelum cedera terjadi. Ini bisa berupa penyesuaian program latihan, modifikasi teknik gerakan, latihan penguatan otot tertentu, atau sesi istirahat tambahan.

Sayangnya, harga teknologi ini sangat mahal, dengan perkiraan mencapai $500.000 (lebih dari Rp8 miliar). Selain itu, organisasi atau pusat pelatihan harus menyiapkan  biaya operasional lain, seperti perekrutan ahli data, fisioterapis, serta biaya untuk pemeliharaan rutin.

Realitas virtual di dunia olahraga bantu atlet berlatih

Realitas Virtual (VR) telah menjadi komponen yang semakin integral dan berharga dalam program pelatihan olahraga modern. Teknologi VR memungkinkan atlet untuk berlatih dalam lingkungan yang sangat mirip dengan dunia nyata, tetapi tanpa dampak fisik atau risiko cedera yang sebenarnya. 

Ini memberikan keuntungan besar dalam mencegah cedera overuse atau cedera berulang yang sering terjadi dalam olahraga. Selain itu, Untuk olahraga yang melibatkan gerakan berulang (misalnya, pitcher bisbol, pemain tenis, golfer), VR memungkinkan atlet untuk berlatih swing atau lemparan ribuan kali untuk menyempurnakan muscle memory tanpa menyebabkan wear and tear pada sendi dan otot.

VR juga dapat mensimulasikan situasi berbahaya atau berisiko tinggi seperti jatuh dan tabrakan dalam lingkungan yang aman. Ini melatih respons atlet untuk menghindari cedera atau meminimalkan dampaknya jika terjadi.

Teknologi lahirkan stadion “cerdas”

Kini, menonton pertandingan bukan lagi sekadar duduk dan menyaksikan, melainkan pengalaman yang jauh lebih nyaman, efisien, dan imersif berkat inovasi teknologi. Salah satu terobosan paling menarik adalah teknologi “Just Walk Out” yang didukung oleh Identifikasi Frekuensi Radio (RFID). 

Teknologi ini mengubah cara penggemar berbelanja di dalam stadion. Awalnya teknologi ini dikembangkan untuk Amazon Go, tetapi kemudian diperluas ke berbagai lokasi, termasuk stadion di AS. Adapun stadion yang telah mengimplementasikan teknologi ini ada Lumen Field dan Climate Pledge Arena yang berlokasi di Seattle, AS.

You may also like