Home » Panduan Cerdas Melakukan Transaksi Digital di Era Serba Online

Panduan Cerdas Melakukan Transaksi Digital di Era Serba Online

by Trisno Heriyanto

Seiring dengan pesatnya perkembangan layanan keuangan digital, keamanan dalam bertransaksi secara digital telah menjadi aspek penting. Memahami risiko keamanan siber seperti penipuan phishing, serangan malware, dan kebocoran data adalah langkah awal untuk melindungi diri.

Melakukan transaksi secara digital menawarkan kemudahan dan kecepatan, namun juga menuntut kewaspadaan ekstra. Oleh karenanya penting bagi setiap individu untuk memahami cara menggunakan layanan digital dengan bijak, serta mengenali potensi risiko yang dapat terjadi.

Untuk meminimalkan risiko, berikut adalah langkah-langkah antisipasi yang dapat kamu terapkan saat sedang melakukan transaksi digital.

Menjaga kerahasiaan data pribadi

Hal terpenting yang wajib dikontrol adalah untuk selalu menjaga kerahasiaan data pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan informasi sensitif lainnya. Termasuk tempat tanggal lahir maupun nama gadis ibu kandung. 

Selalu awas dan teliti, serta hindari memberikan informasi dan/atau data pribadi, yang tidak perlu atau tidak diminta, kepada pihak lain yang tidak berkepentingan. Pastikan situs web atau aplikasi yang sedang digunakan memiliki kebijakan privasi yang jelas dan menjaga kerahasiaan data.

Menjaga kerahasiaan data pribadi adalah kunci pertama untuk mencegah potensi penyalahgunaan data dan menjaga keamanan diri. Terutama dari skema penipuan dan kejahatan siber. 

Melakukan verifikasi informasi

Sebelum melakukan transaksi secara digital, sebagai konsumen sebaiknya kamu melakukan verifikasi informasi. Informasi yang dimaksud antara lain terkait produk yang ditawarkan, termasuk harga, kualitas, dan jaminan garansi yang diberikan oleh penjual atau pelaku usaha. 

Kamu juga disarankan untuk dapat mengecek profil dan reputasi pelaku usaha, serta termasuk ulasan dari konsumen lainnya. Pastikan juga bahwa situs web atau aplikasi yang digunakan terpercaya dan memiliki keamanan yang memadai. 

Tidak hanya konsumen, pelaku usaha juga wajib melakukan verifikasi khususnya dalam hal pembayaran. Dengan maraknya metode pembayaran secara non-tunai, sering terjadi kasus dengan memalsukan bukti pembayaran. 

Karenanya pelaku usaha wajib melakukan verifikasi dan memastikan bahwa uang dari setiap pembayaran sudah masuk terlebih dahulu, sebelum menyelesaikan transaksi dan mempersilahkan konsumen tersebut pergi.

Menyimpan dokumentasi transaksi digital

Dalam melakukan transaksi secara digital, sebaiknya simpan semua bukti transaksi, termasuk bukti pembayaran, chat dengan pelaku usaha, dan dokumentasi lainnya yang relevan. Di era digital ini, di mana transaksi seringkali tidak melibatkan kontak fisik, dokumentasi yang lengkap menjadi satu-satunya bukti konkret jika terjadi masalah.

Hal ini sangat penting sebagai bentuk perlindungan diri dari potensi penipuan atau perselisihan di kemudian hari. Menyimpan bukti transaksi digital bukanlah sekadar tindakan pencegahan, melainkan strategi penting untuk mengamankan hak sebagai konsumen. 

Sedangkan dari sisi pelaku usaha sebaiknya mendokumentasikan seluruh transaksi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti konsumen yang curang dan tidak bertanggung jawab.

Seringkali, ada konsumen yang sebenarnya telah setuju untuk melakukan transaksi pembelian. Namun, setelah menerima barangnya, mereka berubah pikiran dan meminta pengembalian barang dan dana yang berujung merugikan pihak penjual.

Pastikan transaksi digital memakai jaringan internet yang aman

Sebisa mungkin, hindari penggunaan wifi umum. Khususnya apabila melakukan transaksi keuangan karena keamanannya tidak dapat dijamin dengan pasti. Banyak wifi di tempat umum yang dimanfaatkan untuk melakukan pencurian data pribadi yang berujung pada kasus peretasan keuangan. 

Modus ini sering dikenal sebagai serangan “man-in-the-middle”. Jadi, peretas dapat mencegat dan membaca semua data yang dikirimkan melalui jaringan yang tidak aman. Jika berada di tempat umum, dan ingin melakukan transaksi keuangan, sebisa mungkin harus menggunakan jaringan internet pribadi. Sebab, meskipun Wi-Fi umum menawarkan kemudahan, risikonya jauh lebih besar dibanding manfaatnya.

Segera lapor ketika ada hal yang mencurigakan

Segera laporkan kepada pihak perusahaan yang bersangkutan atau penyedia layanan digital, jika terdapat notifikasi atas suatu transaksi yang sebenarnya tidak dilakukan. Juga jangan terpancing untuk mengklik tautan yang dikirimkan melalui SMS, WhatsApp, maupun Email walaupun mengatasnamakan pihak perusahaan. 

Hubungi call center resmi perusahaan untuk melakukan verifikasi terhadap informasi tersebut, dan segera laporkan agar segera dapat mereka tindaklanjuti. Modus penipuan phishing seperti ini sangat umum. Peretas sering membuat tautan palsu yang terlihat meyakinkan untuk memancing kamu memasukkan informasi pribadi atau login di situs web palsu yang mereka buat.

You may also like