Home » AI Sudah Masuki Dunia Hiburan, Jadi Lawan Atau Kawan?

AI Sudah Masuki Dunia Hiburan, Jadi Lawan Atau Kawan?

by Trisno Heriyanto

Penulis: Aisyah Banowati

Film ‘The Brutalist‘ yang dikerjakan oleh sutradara Brady Corbet sedang menjadi perbincangan hangat. Akan tetapi, bukan karena tiga kemenangannya dalam acara penghargaan Golden Globe. Namun, karena menggunakan AI saat masa pasca produksi untuk menghaluskan aksen Hungaria dari Adrien Brody dan Felicity Jones serta pemeran yang lain.  

Melihat filmnya menjadi bahan perbincangan di mana-mana, Brady Corbet kemudian buka suara. Ia menjelaskan bahwa apa yang ditampilkan oleh Adrien Brody dan Felicity Jones adalah milik mereka sendiri. Seluruh jajaran aktor dalam film tersebut telah berlatih selama berbulan-bulan dengan pelatih dialek untuk menyempurnakan aksen mereka. 

“Teknologi Respeecher yang inovatif digunakan hanya dalam penyuntingan dialog bahasa Hungaria, khususnya untuk menyempurnakan vokal dan huruf tertentu agar akurat. Tidak ada bahasa Inggris yang diubah. Ini adalah proses manual, yang dilakukan oleh tim suara dan Respeecher kami dalam pasca produksi. Tujuannya adalah untuk menjaga keaslian penampilan Adrien dan Felicity dalam bahasa lain bukan untuk mengganti atau mengubahnya,” ungkap Brady Corbet, mengutip dari Deadline.

Mengenal teknologi Respeecher

Respeecher adalah merupakan perangkat lunak sintesis ucapan berbasis kecerdasan buatan Ukraina. Teknologi ini dikembangkan oleh Alex Serdiuk selaku CEO bersama Dmytro Bielievtsov dan Grant Reaber. Keduanya mengeluarkan modal investasi sebesar $150.000 di tahun 2018.

Respeecher pertama kali dikenal oleh public setelah mereka mengubah suara Mark Hamill (bintang Star Wars) agar terdengar lebih muda untuk acara hit Disney, The Mandalorian. Saat acara tersebut tayang, tak ada satu pun penonton The Mandalorian menyadarinya. Baru, enam bulan kemudian, Disney sendiri yang mengungkapkan fakta tersebut.

Hadirnya Respeecher memungkinkan para produser film untuk menampilkan suara actor yang telah meninggal. Bahkan dapat membantu pasien laringektomi dengan mereplikasi suara mereka untuk perangkat elektro-laring atau kotak suara elektronik. 

Tim produksi ‘The Brutalist’ bukan hanya menggunakan AI untuk ‘menghaluskan’ aksen selama proses editing. Mereka turut menggunakan AI generative tambahan untuk menyulap serangkaian cetak biru arsitektur dan bangunan yang telah selesai dalam rangkaian penutup film. 

Respeecher sendiri telah menjadi pilihan utama bagi studio-studio Hollywood dengan lebih dari 300 klien termasuk Sony, Netflix, dan Warner Bros.,. Sejauh ini, perusahaan telah mengerjakan lebih dari 170 proyek.

Kembali membicarakan ‘The Brutalist‘, Brady Corbet menegaskan bahwa ia dan timnya tidak menggunakan AI untuk membuat atau merender bangunan mana pun. Seluruh gambar yang tayang dalam ‘The Brutalist‘ adalah gambar buatan seniman yang sengaja dirancang agar tampak seperti rendering digital buruk di tahun 1980-an.

Pada dasarnya, apa yang dilakukan oleh ‘The Brutalist‘ merupakan praktik umum yang banyak dilakukan oleh rumah produksi. Mirip seperti apa yang dilakukan oleh tim produksi ‘Emilia Perez’—sama-sama menggunakan Respeecher—untuk meningkatkan jangkauan nyanyian Karla Sofía Gascón yang saat itu memerankan tokoh Emilia Pérez.

Kontroversi AI di balik produksi film

Namun, apa  yang sebenarnya membuat kedua film ini menjadi perbincangan? Kontroversi mencuat sebab AI sempat menjadi titik kritis Utama dalam negosiasi saat aksi mogok serentak SAG-AFTRA. Aksi mogok Screen Actors Guild dan Writers Guild of America (SAG-AFTRA) ditujukan terhadap studio Hollywood di tahun 2023 silam.

Pada saat itu, serikat SAG-AFTRA melakukan aksi mogok setelah gagal mencapai kesepakatan dengan AMPTP mengenai kondisi kerja, struktur kompensasi, dan ancaman terhadap pekerjaan mereka termasuk AI. Serikat SAG-AFTRA mengungkapkan bahwa hadirnya AI telah menimbulkan berbagai pertanyaan kreatif dan hukum yang sulit. 

Melihat apa yang sedang terjadi di Hollywood saat ini. Di saat menggunakan AI dalam produksi film masih menjadi perbincangan yang cukup serius dan sensitive, tak mengherankan jika ‘The Brutalist’ menjadi perbincangan. Apalagi ‘The Brutalist’ baru saja menerima penghargaan besar, salah satunya untuk Adrien Brody yang memenangkan Aktor Terbaik.

Dávid Jancsó seorang editor film mengungkapkan dalam sebuah wawancara jika membicarakan AI harusnya menjadi diskusi terbuka. Dan bukan menjadi sesuatu yang kontroversial. 

“Tidak ada hal yang menggunakan AI dalam film ini yang belum pernah dilakukan sebelumnya. AI hanya membuat prosesnya jauh lebih cepat. Kami menggunakan AI untuk menciptakan detail-detail kecil yang tidak dapat kami rekam karena tidak punya uang atau waktu,” ungkap Dávid Jancsó melansir dari Deadline.

You may also like