Anna Wintour, Editor in Chief Vogue Amerika, telah mengundurkan diri dari jabatannya. Ia telah memimpin redaksi Vogue selama 37 tahun—editor paling lama dalam sejarah Vogue—dan kini telah secara resmi meninggalkan kursi kebesarannya.
Untuk saat ini, Vogue belum mengumumkan siapa yang akan terpilih untuk menggantikan Anna. Namun, pengumuman pengunduran diri Anna berhasil membuat publik bertanya-tanya tentang apa yang terjadi.
Apakah sang ikon akan benar-benar pensiun?

Anna Wintour memang telah meninggalkan jabatannya sebagai editor, namun ia akan tetap mempertahankan posisi senior di Vogue. Tokoh mode kelahiran Inggris tersebut akan tetap menjabat sebagai direktur editorial global Vogue sekaligus kepala konten untuk perusahaan induk mereka, Conde Nast.
Seperti yang sudah diketahui publik bahwa masing-masing merek global Condé Nast kini telah memiliki direktur editorial nasional dan global. Dengan mundurnya Wintour dari posisi pemimpin redaksi, ia dapat lebih fokus mendukung berbagai publikasi global dan mengawasi acara-acara besar seperti Met Gala dan Vogue World.
Sepak terjang Anna Wintour dalam dunia mode
Dame Anna Wintour adalah ikon mode Inggris-Amerika yang terkenal karena potongan rambut pageboy ikoniknya, serta sikapnya yang dingin. Ia memulai kariernya sebagai asisten editorial di majalah Harpers & Queen London dan mendapatkan peran editorial di Harper’s Bazaar dan Viva pada tahun 1970-an.
Setelah mengemban tugas di Vogue Inggris, Anna Wintour diangkat menjadi pemimpin redaksi Vogue Amerika pada tahun 1988. Di bawah kepemimpinannya, ia berhasil menghidupkan kembali publikasi Condé Nast tersebut.
Pada masa itu, Vogue Amerika sedang dalam kondisi yang lesu, terkesan kuno, dan kehilangan relevansi di tengah perubahan trend mode. Wintour membawa energi baru dengan visi yang jelas sehingga menjadikan Vogue relevan kembali dan yang terdepan dalam budaya pop.
Ketika Vogue kembali bangkit
Tak berlebihan menyebut bahwa Anna Wintour adalah dalang dibalik suksesnya Vogue sebagai majalah mode yang kini sangat berpengaruh secara global. Sejak mengambil alih kepemimpinan pada tahun 1988, Anna Wintour telah membawa perubahan signifikan dalam dunia mode.
Ia dikenal karena mengakhiri dominasi supermodel di sampul majalah. Alih-alih hanya menampilkan nama-nama besar seperti Naomi Campbell atau Cindy Crawford, ia mulai menampilkan selebritas.
Pada tahun pertamanya sebagai pemimpin redaksi, Dame Anna menempatkan Madonna di sampul, selebritas pertama yang ditampilkan, sebagai bagian dari misinya yang lebih luas untuk menggabungkan kata-kata mode dan hiburan.
Langkah ini mengubah fokus majalah dari persona model itu sendiri menjadi budaya pop yang lebih luas dan citra editorial yang lebih beragam. Inovasi lain yang membuat Wintour terkenal adalah keberaniannya memadukan mode terjangkau dengan pakaian desainer mewah dalam pemotretan editorialnya.
Sebelumnya, praktik ini sangat jarang atau bahkan tidak ada. Pendekatan ini membuat mode terasa lebih mudah diakses dan relevan bagi khalayak yang lebih luas, menunjukkan bahwa gaya tidak harus selalu mahal.
Met Gala tanpa Anna Wintour? Itu sulit dibayangkan
Sepanjang kariernya, Anna Wintour telah memegang peranan paling penting dalam penyelenggaraan Met Gala. Ia pernah menjadi satu ketua penggalangan dana untuk Institut Kostum Museum Seni Metropolitan pada tahun 1995.
Sejak saat itu, Wintour telah menjadi ketua utama atau setidaknya co-chair Met Gala setiap tahunnya, kecuali pada tahun 1996 dan 1998. Di bawah kepemimpinannya, Met Gala telah bertransformasi. Dari sekadar acara penggalangan dana museum menjadi fenomena budaya, media, dan filantropi yang paling penting dalam dunia mode.
Lewat tangan dingin dan ketajaman intuisinya, Anna Wintour berhasil menjadikan Met Gal menjadi lebih mewah. Ia berhasil menyusun daftar tamu dengan taburan bintang dan secara signifikan meroketkan biaya tiket Met Gala dari tahun ke tahun.
Penulis “Anna: The Biography,” Amy Odell, menyampaikan bahwa penetapan tema Met Gala bukanlah bagian dari wewenang Anna Wintour. Namun, Anna Wintour memiliki kendali yang luar biasa atas Met Gala.
Dua aspek paling menonjol dari pengaruhnya adalah wewenangnya untuk menentukan daftar undangan, dan menyetujui hampir setiap pakaian yang dikenakan di karpet merah. Ia bahkan dikabarkan menentukan kursi mana yang akan diduduki oleh tamu undangan.