Penulis: Aisyah Banowati
Dunia teknologi dikejutkan oleh kedatangan DeepSeek yang tiba-tiba booming di App Store AS. Popularitas DeepSeek di AS telah berhasil mengalahkan ChatGPT—chatbot yang dikembangkan oleh OpenAI—yang masih mendominasi dunia AI.
Tercatat bahwa pada akhir Januari 2025, chatbot ini berhasil menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Apple App Store di AS.
Sejarah DeepSeek

DeepSeek pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2023. Chatbot ini semakin populer ketika mereka meluncurkan model bahasa sumber terbuka pertama mereka yang disebut R1 pada November 2024.
Karena popularitasnya, kehadiran chatbot ini berhasil membuat harga saham teknologi AS runtuh. Salah satunya, Nvidia yang turun 17 persen dalam sehari perdagangan, Microsoft turun 2,1 persen, menjadi Dell Technologies 8,7 persen. Alhasil, Donald Trump kembali gugup karena AS memang terkenal sensitif terhadap teknologi dari China.
Ide untuk mengembangkan platfom saingan OpenAI ini lahir dari Liang Wenfeng yang berani menggelontorkan uang untuk berinvestasi dalam kecerdasan buatan, bertaruh pada chip AI, dan meluangkan waktunya untuk membangun tim pengembangan.
Tidak seperti perusahaan teknologi lain di China, DeepSeek lebih suka fokus pada penelitian fundamental dalam pengembangan model AI. Terutama untuk mengembangkan model AI yang dapat digunakan oleh perusahaan lain daripada membangun aplikasi pengguna akhir.
Salah satu langkah strategi yang pengembang lakukan adalah menerapkan sistem sumber terbuka pada model AI mereka sehingga pengembang di seluruh dunia dapat mengakses dan memodifikasi kode yang mendasarinya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Keputusan ini bukan hanya berhasil membuat mereka diperhatikan, tetapi juga menciptakan standar baru dalam pengembangan AI. Saat ini, DeepSeek menjadi salah satu harapan China dalam menghadapi persaingan teknologi dengan Amerika Serikat.
Probabilitas DeepSeek untuk mengalahkan OpenAI
Namun, bisakah DeepSeek benar-benar mengalahkan OpenAI di masa depan? Untuk saat ini, belum ada jawaban pasti. Namun, terobosan yang dibawa oleh mereka berhasil mencuri perhatian, bahkan menuai pujian dari jajaran bos teknologi, termasuk Tim Cook dan Sam Altman.
Kehadiran DeepSeek menghadirkan tantangan baru bagi pemain mapan seperti OpenAI. Di sisi lain, Liang Wenfeng mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan cara untuk melatih AI mereka dengan menggunakan komponen khusus tanpa membuang-buang sumber daya.
Inovasi yang digunakan DeepSeek telah secara drastis mengurangi daya komputasi yang diperlukan untuk mengembangkan dan menjalankan model, yang pada akhirnya mengurangi biaya yang terkait dengan chip dan server. Pengurangan ini berhasil menarik perhatian pengembang AI yang lebih kecil yang mencari harga murah.
Selain itu, pendekatan terbuka yang ditawarkan oleh DeepSeek memungkinkan transparansi, penyesuaian, dan aksesibilitas yang lebih besar. Hal ini memungkinkan pengembang untuk memodifikasi dan menyesuaikan model sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keuntungan lain dari penggunaan chatbot ini terletak pada biaya pembuatannya. Beberapa sumber menulis bahwa chatbot, yang dirilis dua tahun lalu, dibuat dengan biaya hanya $5,6 juta – hanya 10% dari biaya Llama Meta. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah pendanaan besar benar-benar dibutuhkan? Faktor inilah yang membuat saham Nvidia jatuh bebas.
Serangan isu negatif yang mendorong banyak keraguan

Sayangnya, meskipun terdengar menjanjikan, DeepSeek masih menunjukkan banyak kekurangan. Pertama-tama, chatbot ini sangat kurang transparan seputar data pelatihan yang digunakan. Akibatnya, menyebabkan tuntutan hukum yang diajukan oleh beberapa perusahaan terkemuka.
Selain itu, masalah keamanan juga terus menghantui DeepSeek. Menteri Sains Australia, Ed Husic, menjadi tokoh pertama dari pemerintah Barat yang menyuarakan kekhawatiran ini. Dalam wawancara dengan ABC News, Ed Husic mengatakan bahwa masih banyak pertanyaan yang belum dijawab oleh DeepSeek, termasuk tentang pengelolaan data dan privasi.
Di sisi lain, perusahaan keamanan siber KELA melaporkan bahwa mereka mengidentifikasi kerentanan di DeepSeek. KELA melaporkan bahwa mereka berhasil masuk ke model DeepSeek yang memungkinkan untuk menghasilkan output berbahaya seperti pengembangan ransomware, hingga pemalsuan konten sensitif.
Sebelumnya, DeepSeek sendiri melaporkan bahwa mereka telah mengalami serangan siber skala besar pada layanan mereka. Untuk mengatasi hal ini, tim pengembang kemudian membatasi sementara pendaftaran pengguna mereka.
Faktanya, beberapa negara termasuk Taiwan, Italia, dan Australia telah melarang warganya menggunakan DeepSeek. Larangan ini ditujukan terutama untuk pekerja sektor publik dan menggunakan perangkat resmi yang dimiliki oleh perusahaan—untuk menggunakan chatbot ini. Jadi, bagaimana menurut kamu?