Home » Apa Itu Cabor Eksibisi di SEA Games 2025?

Apa Itu Cabor Eksibisi di SEA Games 2025?

by Trisno Heriyanto

Thailand akan menjadi tuan rumah untuk gelaran SEA Games 2025. Bertempat di Stadion Nasional Rajamangala, SEA Games 2025 akan berlangsung mulai 9 sampai 20 Desember 2025. 

NOC Indonesia mengumumkan bahwa gelaran SEA Games ke-33 ini akan mempertandingkan 569 nomor dari 50 cabang olahraga (cabor) dari 105 disiplin. Serta, tiga tambahan dalam cabor ekshibisi yakni flying disc, tug of war, dan air sport.

Mengenal cabor ekshibisi di SEA Games 2025

Cabor ekshibisi atau demo sport adalah cabor yang dipertandingkan bukan sebagai bagian dari kompetisi, melainkan sebagai demonstrasi atau uji coba. Nantinya, para atlet yang memenangi pertandingan akan tetap mendapatkan medali, namun perolehan medali tidak akan masuk perhitungan klasemen umum.

Medali yang didapatkan para atlet biasanya diberikan sebagai pentuk apresiasi dan penghargaan atas performa mereka. Namun, perolehan medali tidak ikut dihitung dalam perhitungan klasemen perolehan medali (tabel dalam multi-event olahraga) yang biasa digunakan untuk mengurutkan negara berdasarkan jumlah medali yang diperoleh. 

Tujuan dari diadakannya cabor ekshibisi adalah untuk memperkenalkan olahraga baru dan menarik perhatian publik terhadap olahraga yang tengah berkembang. Setiap tahunnya, cabor ekshibisi punya jumlah dan jenis kompetisi yang berbeda. Misalnya, di tahun 2023 silam hanya ada satu cabor ekshibisi yakni Teqball. 

Semua yang dipertandingkan di cabor ekshibisi

Flying Disc

Flying disc atau cakram terbang adalah olahraga yang juga sering disebut sebagai frisbees. Peraturan dalam olahraga ini mirip seperti golf. Frisbees dimainkan di lapangan dengan 9 atau 18 lubang, setiap lubang terdiri dari area tee dan target (keranjang).

Pemain menyelesaikan satu lubang dengan melempar cakram dari tee pad atau area tee ke keranjang, melempar lagi dari tempat lemparan sebelumnya berhenti, hingga cakram berhenti di keranjang yang ditentukan. 

Target pemain adalah keranjang standar yang dirancang untuk menangkap cakram yang masuk. Jumlah lemparan yang dilakukan pemain untuk mencapai setiap keranjang dihitung (paling sering dalam kaitannya dengan par). Mirip seperti dalam golf.

Dalam perkembangannya, frisbees dinaungi oleh Federasi Flying Disc Dunia (WFDF) yang bertanggung jawab atas tata kelola olahraga Flying Disc (frisbee) dunia, termasuk Ultimate, Beach Ultimate, Wheelchair Ultimate, Disc Golf, Freestyle, Guts, dan acara Individu. Federasi ini beranggotakan 118 asosiasi dengan 114 negara anggota.

Tarik Tambang

Tarik tambang atau yang juga dikenal dengan nama tug of war untuk pertama kalinya akan dipertandingkan di gelaran SEA Games. Dahulu, tarik tambang sempat menjadi salah satu cabang dalam Olimpiade namun benar-benar berhenti dipertandingkan setelah 1920.

Tari tambang sendiri adalah permainan yang menguji kekuatan antara dua tim. Nantinya, kedua tim akan sama-sama menarik ujung tali yang berlawanan dengan tujuan membawa tali sejauh mungkin untuk melawan kekuatan tarikan dari satu sama lain.

Umumnya, permainan ini harus dimainkan di sebidang tanah berumput datar. Sebuah garis yang disebut garis tengah ditandai di zona permainan dan tali ditempatkan sedemikian rupa sehingga tanda tengah akan sejajar dengan tanda tengah yang ada di tanah. 

Di kedua sisi tali pada jarak 4 m dari garis tengah, dua tanda lagi perlu dibuat. Ini adalah titik tempat anggota pertama dari setiap tim akan berdiri. Begitu wasit meniup peluit, setiap tim dapat mulai menarik tali ke wilayah mereka. 

Tujuan permainan ini adalah agar setiap tim menarik tali bersama anggota tim lawan ke sisi mereka. Begitu tanda kedua pada tali dari titik tengah merah melewati garis tengah, tim yang menarik tali ke wilayah mereka memenangkan permainan.

Air Sport (Paragliding dan Paramotor)

Baik paralayang (paragliding) dan paramotor adalah dua bentuk olahraga udara yang populer. Perbedaan utama antara paralayang dan paramotor terletak pada lepas landasnya. Paralayang mengandalkan sayap kain untuk meluncur dari ketinggian, sementara paramotor menambahkan motor ransel agar bisa lepas landas dari tanah datar.

Paralayang bekerja dengan memanfaatkan parasut yang dirancang khusus untuk menghasilkan daya angkat. Saat pengendara berlari dari lereng bukit atau gunung tinggi, angin yang bergerak di atas dan di bawah sayap menciptakan perbedaan tekanan, sehingga sayap dapat mengembang dan terangkat ke udara. 

Setelah mengudara, pengendara dapat duduk di dalam harness dan mengendalikan arah serta ketinggian dengan menarik tali rem dan menggeser berat badan, layaknya burung yang memanfaatkan aliran udara untuk tetap melayang.

Sedangkan paramotor adalah pengembangan dari paralayang yang menggunakan mesin dan baling-baling sebagai sumber dorongan. Setelah di udara, mesin akan terus memberikan daya dorong yang memungkinkan pengendara untuk mempertahankan ketinggian, dan terbang dalam waktu yang lama.

You may also like