Home » AI Dalam Ranah Arsitektur: Inovasi atau Eliminasi Profesi?

AI Dalam Ranah Arsitektur: Inovasi atau Eliminasi Profesi?

by Trisno Heriyanto

Pada tahun 2023, Thomas Lane di majalah Building mengungkapkan bahwa AI memiliki potensi untuk mengotomatiskan hingga 37% tugas yang biasanya dilakukan arsitek dan insinyur. Pernyataan itu kemudian memicu pertanyaan yang cukup mengerikan.

“Bisakah arsitek digantikan oleh AI?”

Kecerdasan buatan (AI) telah menunjukkan potensi besar yang akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang, termasuk membantu arsitek profesional menjalankan tugasnya.

Kita masih membutuhkan manusia dalam arsitektur

Dalam industri ini, arsitek sangat menekankan ide kreatif untuk menciptakan desain perkotaan dan bangunan yang unik, estetis, namun fungsional. Proses desain melibatkan kreativitas yang tinggi, mulai dari konsep awal hingga detail teknis.

Selain itu, arsitektur terkait erat dengan sektor industri lainnya. Arsitektur adalah awal dari proses konstruksi. Industri ini memainkan peran penting dalam pengembangan properti, dan sering berkolaborasi dengan produsen bahan bangunan untuk mengembangkan produk baru yang inovatif.

Melihat kompleksitas industri kreatif ini, tidak mudah membayangkan bahwa AI akan sepenuhnya menggantikan peran seorang arsitek. AI menargetkan tugas-tugas rutin yang kurang kreatif, sehingga kehadiran profesional masih sangat dibutuhkan di industri ini.

Batasan yang tidak dapat dilintasi AI dalam arsitektur

Namun, beberapa keterbatasan AI masih perlu diatasi untuk menggantikan peran seorang arsitek. Pertama, AI dapat menghasilkan gambar yang inovatif, tetapi masih perlu meniru kreativitas dan intuisi manusia untuk menciptakan desain yang bermakna.

AI masih perlu dibuat lebih mudah untuk memahami konteks sosial, budaya, dan lingkungan yang kompleks. Di sisi lain, arsitektur tidak hanya tentang bentuk tetapi juga melibatkan nilai-nilai sosial, etika, dan berkelanjutan.

Meskipun ada kekhawatiran umum tentang kemungkinan AI menjadi sangat canggih, banyak arsitek juga secara aktif mengeksplorasi bagaimana AI dapat diintegrasikan ke dalam praktik mereka.

Dalam kehidupan nyata, AI telah menunjukkan potensi besar dalam membantu seorang arsitek menyelesaikan berbagai tugas mereka. Berikut adalah beberapa potensi besar AI di masa depan:

AI membantu arsitek dalam pembuatan desain arsitektur

AI dapat menghasilkan berbagai opsi desain berdasarkan informasi yang diberikan oleh arsitek, seperti luas lahan, fungsi bangunan, dan preferensi estetika.

Informasi yang dirangkum oleh AI memungkinkan arsitek untuk mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan desain. Juga membantu mengoptimalkan struktur bangunan agar lebih efisien dan tahan bencana.

AI membantu menganalisis data

Kecerdasan buatan dapat membantu arsitek menganalisis data yang relevan seperti iklim, topografi, dan penggunaan energi untuk mengoptimalkan desain bangunan. AI dapat menganalisis data topografi dan vegetasi untuk membuat desain lanskap yang harmonis.

Alat AI seperti Autodesk Forma dapat mengekstrak informasi perkotaan dari database akses terbuka dan membantu membuat studi massal dengan mempertimbangkan data lingkungan, luas lantai, bentuk, dan kode bangunan.

Selain itu, AI dapat membantu memperkirakan biaya konstruksi secara lebih akurat. Hasilnya? Arsitek dapat membuat keputusan yang lebih baik saat memilih bahan dan metode konstruksi.

Terakhir, AI dapat menganalisis data BIM, menemukan potensi konflik atau bentrokan, mengoptimalkan jadwal, dan membantu kegiatan manajemen proyek, sehingga meningkatkan koordinasi dan mengurangi kesalahan dalam proses konstruksi.

AI membantu simulasi dan visualisasi

Penggunaan AI dapat membantu membuat simulasi desain bangunan yang realistis. AI membantu membuat berbagai variasi desain fasad bangunan berdasarkan parameter yang ditentukan oleh arsitek.

AI dapat mensimulasikan bagaimana cahaya alami dan buatan akan memasuki gedung, memungkinkan arsitek untuk mengoptimalkan pencahayaan dan mengurangi kebutuhan energi.

Dengan AI, arsitek dapat merancang bangunan hemat energi dan berkelanjutan serta mendapatkan rekomendasi modifikasi desain yang membuat energi bangunan lebih efisien, mengurangi dampak lingkungannya berdasarkan algoritma AI.

Jadi, inilah kesimpulannya:

AI telah menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan ide desain dan mengoptimalkan desain bangunan. Namun, kreativitas dan intuisi manusia tetap dibutuhkan. Hingga saat ini, AI belum mampu menandingi kreativitas, pemahaman kontekstual, emosi, dan etika yang memberikan resonansi dan makna budaya dalam arsitektur.

Namun, keberadaan AI dapat membantu meningkatkan keterampilan manusia dan membebaskan arsitek untuk mencurahkan fokus mereka pada penalaran yang lebih tinggi, eksplorasi yang lebih kreatif, pemecahan masalah kontekstual, dan mewujudkan desain yang memperkaya budaya.

You may also like