Home » Hannah Schmitz, Sosok Di Balik Kemenangan Red Bull

Hannah Schmitz, Sosok Di Balik Kemenangan Red Bull

by Trisno Heriyanto

Faktor utama kemenangan Max Verstappen di GP Qatar 2025 dipengaruhi oleh keputusan Hannah Schmitz sepanjang balapan. Kepala Insinyur Strategi balapan Red Bull tersebut meminta Max untuk masuk ke dalam pit saat safety car keluar setelah Nico Hulkenberg terlibat tabrakan dengan Pierre Gasly.

Berkat keputusan tersebut, Max Verstappen berhasil memimpin balapan. Pembalap Red Bull tersebut sempat kembali turun ke P3 namun berhasil kembali ke P1 hingga akhir balapan. 

Dan setelah balapan usai, Hannah Schmitz ikut menemani Max Verstappen di atas podium untuk menerima piala kemenangan. Keputusan Hannah untuk masuk pit stop kemudian menuai banyak pujian meski awalnya diragukan. 

Dalam wawancaranya bersama Viaplay, Hannah menjelaskan situasinya secara keseluruhan. 

“Rencana tim kami sudah jelas sejak awal. Kami akan menggunakan kesempatan munculnya Safety Car (SC) atau Virtual Safety Car (VSC) untuk melakukan pit stop. Ini adalah waktu terbaik, yang memberikan keuntungan waktu signifikan, terutama jika kamu wajib melakukan dua kali pit stop,” jelas Hannah.

“Sesuai rencana, kami siap memasukkan kedua mobil ke pit segera, misalnya di lap ketujuh, jika SC keluar. Sebagian besar tim lain juga berpikiran sama. Namun, ketika kami hendak masuk pit, kami dikejutkan oleh kabar bahwa tim rival, McLaren, memilih untuk tidak pit stop dan tetap berada di lintasan, yang sempat memicu keraguan dan pertanyaan di internal tim kami, “Apakah kamu yakin kita tetap harus masuk pit?”.

“Saya pikir itu memang hal yang tepat untuk dilakukan. Lalu, begitu melihat semua orang datang juga, saya berpikir, ‘Oke, tidak apa-apa.’ Meskipun itu berarti kita tidak punya fleksibilitas sama sekali saat berhenti di pemberhentian kedua, kita hanya punya keuntungan karena bisa menghemat waktu sebanyak itu.”

Siapa Hannah Schmitz?

Hannah Schmitz adalah sedikit dari perempuan yang berhasil masuk dan memberikan dampak besar ke dalam olahraga bermotor F1. Namanya mulai mendapat sorotan setelah GP Brasil 2019. Di hari itu, Hannah Schmitz berhasil mengambil keputusan taktis krusial yang membuat Max Verstappen memenangkan balapan tersebut.

Pada laman Linkend miliknya, diketahui bahwa ia merupakan lulusan dari Universitas Cambridge setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang Teknik Mesin. Sepanjang masa pendidikannya, ia ikut mengambil proyek pembangkit listrik tenaga surya di Chili. 

Setelah lulus, ia kemudian masuk ke Red Bull di tahun 2009 sebagai Insinyur Pemodelan dan Simulator. Tidak lama, ia kemudian naik jabatan menjadi Insinyur Strategi Senior. Sepak terjangnya yang mengagumkan kemudian mengantarkannya menjadi kepala Insinyur Strategi Balapan Red Bull hingga saat ini. 

Pengaruh di Red Bull

Di Grand Prix Brasil 2019, strategis Red Bull Racing, Hannah Schmitz, membuat keputusan penting dan berisiko saat safety car keluar untuk memanggil Max Verstappen masuk pit untuk mengganti ban Soft baru. 

Meskipun kehilangan posisi P1 secara sementara, Max menggunakan cengkeraman ban barunya untuk menyalip Lewis Hamilton setelah restart dan akhirnya berhasil memenangkan balapan tersebut. Momen ini sering disorot sebagai contoh kehebatan strategis Schmitz.

Keputusan strategi yang berani dan mendadak oleh Hannah Schmitz di Grand Prix Hungaria 2022. Saat Max Verstappen bersiap untuk memulai balapan dari P10 dengan rencana awal menggunakan ban keras, Hannah Schmitz dengan cepat memutuskan di menit-menit terakhir untuk beralih ke ban lunak.

Perubahan ini dilakukan berdasarkan laporan Verstappen dan kondisi cuaca yang dingin. Keputusan berisiko tinggi ini terbukti sangat tepat sebab ban lunak memberinya grip yang unggul. Hal ini memungkinkan Verstappen melesat dari P10 ke P4 di awal balapan. 

Strategi yang sangat fleksibel ini, dikombinasikan dengan kesalahan strategis dari Ferrari. Alhasil membuka jalan bagi Verstappen untuk melakukan undercut ganda. Dan pada akhirnya, meraih kemenangan yang luar biasa dari posisi grid yang jauh di belakang.

Strategi serupa namun tak sama

Di Grand Prix Monako 2022, tim strategi Red Bull yang dipimpin oleh Hannah Schmitz menunjukkan kehebatan mereka di bawah tekanan, memulai serangkaian panggilan pit stop yang berani. 

Keputusan mereka untuk memanggil Sergio Pérez dan Max Verstappen lebih awal untuk beralih ke ban Intermediate berhasil melakukan overcut terhadap Ferrari. Kemudian, keputusan krusial untuk melakukan “double stack” kedua pembalap secara bersamaan untuk mengganti ke ban Hard dieksekusi dengan sempurna. 

Langkah proaktif dan berisiko ini membuahkan hasil, di mana Sergio Pérez meraih kemenangan dan Max Verstappen finis di podium ketiga.

Hannah Schmitz telah terbukti menjadi salah satu strategis paling berpengaruh dan brilian di Formula 1. Keputusan-keputusan strategisnya yang berani, proaktif, dan selalu dieksekusi tepat waktu telah berulang kali menjadi penentu utama kemenangan bagi tim Red Bull Racing dan pembalap mereka.

You may also like