Home » Sejarah Baru! Andrzej Bargiel Jadi Orang Pertama yang Main Ski Turun dari Everest Tanpa Oksigen

Sejarah Baru! Andrzej Bargiel Jadi Orang Pertama yang Main Ski Turun dari Everest Tanpa Oksigen

by Aulia Azzahra

Pernahkah kalian membayangkan berdiri di puncak tertinggi dunia, lalu meluncur turun bukan dengan berjalan kaki, tapi menggunakan papan ski?

Terdengar mustahil dan gila, bukan? Tapi inilah yang baru saja dilakukan oleh Andrzej Bargiel.

Sumber: Tangkapan layar YouTube Red Bull

Dunia pendakian gunung dan olahraga ekstrem baru saja diguncang oleh sejarah baru. Pada akhir September 2025 lalu, atlet ski mountaineer asal Polandia, Andrzej Bargiel, sukses menjadi manusia pertama di bumi yang mendaki Gunung Everest dan meluncur turun kembali ke Base Camp menggunakan ski, sepenuhnya tanpa bantuan oksigen tambahan.

Ini bukan sekadar aksi nekat. Ini adalah perpaduan presisi, keberanian, dan kemampuan teknis yang berada di luar nalar manusia biasa. Mari kita bedah kenapa aksi ini begitu fenomenal.

Menaklukkan “Zona Kematian” dengan Cara Berbeda

Sumber: Tangkapan layar YouTube Red Bull

Bargiel tidak hanya bertahan hidup di sana. Dia menghabiskan waktu sekitar 16 jam di atas ketinggian 8.000 meter yang dikenal sebagai Death Zone sebelum akhirnya memasang papan skinya.

Banyak pendaki yang sudah mencapai puncak Everest (8.849 mdpl), tapi melakukannya tanpa tabung oksigen adalah tantangan maut. Udara di sana sangat tipis, tubuh manusia perlahan “mati” karena hipoksia.

Kalian bisa bayangkan betapa beratnya napas di sana, apalagi harus menjaga keseimbangan saat meluncur menuruni lereng es yang curam. Salah satu bagian paling mengerikan adalah saat ia harus melewati Khumbu Icefall, area gletser yang terkenal labil dan penuh celah (crevasse) menganga. Bargiel meliuk-liuk di antara blok es raksasa tersebut tanpa menggunakan tali pengaman (fixed ropes) saat turun.

Dukungan Teknologi dalam Aksi Ekstrem

Sumber: Tangkapan layar YouTube Red Bull

Tentu saja, aksi bersejarah yang didukung oleh Red Bull ini tidak lepas dari peran teknologi dokumentasi yang canggih. Untuk memetakan jalur yang aman dari retakan es dan serac yang siap runtuh, tim Bargiel menggunakan drone khusus yang bisa terbang di ketinggian ekstrem.

Penggunaan drone dalam ekspedisi gunung tinggi kini memang menjadi standar baru. Selain untuk keamanan, footage yang dihasilkan pun luar biasa memanjakan mata. Bicara soal teknologi perekam aksi, saat ini sudah banyak drone lipat atau kamera aksi yang mumpuni untuk para konten kreator, seperti ulasan drone canggih yang pernah dibahas lengkap di Uzone.id.

Kombinasi skill manusia super dan teknologi inilah yang membuat kita bisa menyaksikan detik-detik menegangkan saat Bargiel “menari” di atap dunia melalui video yang kini viral di YouTube.

Pesan Lingkungan di Balik Rekor Dunia

Sumber: Tangkapan layar YouTube Red Bull

Di balik decak kagum tersebut, Bargiel juga membawa pesan penting. Dalam beberapa wawancara, ia menyebutkan bahwa perubahan iklim (climate change) membuat kondisi gunung-gunung tinggi semakin tidak terprediksi dan berbahaya.

Ia merasa perlu menyelesaikan proyek ini sekarang, karena mungkin dalam 10 tahun ke depan, kondisi salju di Everest tidak akan lagi memungkinkan untuk dilalui dengan ski akibat pemanasan global. Ini adalah peringatan nyata bagi kita semua.

Untuk kalian yang ingin melihat detail data teknis pendakian ini, kalian bisa mengecek laporan resminya di situs Planet Mountain yang memuat kronologi lengkap perjalanan Bargiel.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Bargiel?

Sumber: Tangkapan layar YouTube Red Bull

Kesuksesan Andrzej Bargiel mengajarkan kita bahwa batasan itu sering kali hanya ada di pikiran. Dua kali gagal dalam percobaan sebelumnya (2019 dan 2022) tidak membuatnya menyerah. Ia kembali dengan persiapan lebih matang dan strategi yang lebih baik.

Bagi kalian penikmat adrenalin atau sekadar pembaca setia, kisah ini adalah bukti bahwa dedikasi tinggi akan selalu membuahkan hasil yang manis atau dalam kasus Bargiel, hasil yang sangat dingin namun membanggakan.

You may also like